Info Terbaru

6 Pola Berpikir dan Bertindak Kreatif>> Blog Berbagi

BLOG BERBAGI - Menjadi kreatif adalah sebuah keputusan diri. Yaitu sebuah pilihan seseorang akan bertindak kreatif atau tidak. Pilihan untuk kreatif diumpamakan layaknya seorang investor yang baik. Pilihan untuk menjadi kreatif diumpamakan bagai seorang investor yang baik, mereka membeli barang dengan harga rendah dan menjualnya dengan harga sangat tinggi.

Melatih berpikir kreatif

Sangatlah tepat apabila dikatakan bahwa kunci setiap keberhasilan dari suatu usaha adalah dihasilkan dari pola pikir kreatif. Kata yang sederhana memang, namun memberi hasil yang luar biasa, karena dengan berpikir kreatif, kita dapat menikmati kemajuan teknologi, ekonomi, industri dan bidang lainnya.

Lalu,bagaimana cara kita melatih diri untuk bisa berpikir kreatif? Berikut ini beberapa tips yang harus menjadi kebiasaan orang agar terbiasa berpikir kreatif.

1. Optimis bertindak Sesuatu yang dilakukan manusia, yakinlah siapa pun biasa melakukannya termasuk kita! Mulailah berpikir optimis bahwa suatu pekerjaan yang akan dihadapi “pasti bisa dilakukan dan bukan “mungkin” bisa dilakukan. Pola berpikir seperti itu melatih kita untuk tidak menyerah dan bertanggung jawab untuk harus “bisa” dilakukan. Kita menjadi lebih berani untuk masuk ke dalam suatu tantangan dan melatih kita untuk melatih memeras otak agar dapat mewujudkan tekad.

2. Tinggalkan cara berpikir konservatif. Berani mencoba adalah awal mula keberhasilan. Sesuatu yang tampaknya tidak mungkin, pada kenyataannya akan berbicara lain setelah satu langkah penting; mencoba! Kekhawatiran terhadap suatu perubahan adalah musuh terbesar bagi orang yang berpikir kreatif. Bagi kaum konservatif, perubahan adalah tabu, yang menjadikan mereka khawatir mengalami kerugian, bahkan dianggap ancaman, karena telah terbiasa nyaman dan menguntungkan dengan keadaan yang lama. Mulailah berpikir dinamis, inovatif, hingga terbiasa dengan pola pikir yang efisien. Selalulah terbuka dengan segala macam masukan yang merupakan hal yang bisa menjadi bahan olahan baru, inovatif, dan kreatif.

3. Hindarkan pola pikir “gengsi” Seperti halnya pola pikir konservatif, pola pikir gengsi adalah penghambat besar untuk melakukan hal-hal yang sepertinya bukan merupakan levelnya, namun tentunya kita lebih mengagumi seseorang yang berani action dengan segera daripada orang yang hanya jalan di tempat sambil menunggu kesempatan menghampiri tanpa berbuat apa-apa hanya karena merasa gengsi melakukan yang dalam pikirannya “malu-maluin” atau sepele. Perlu disadari, sesuatu yang besar dimulai dari sesuatu yang kecil atau sederhana.

4. Jagalah kuantitas dan kualitas pekerjaan Sudah saatnya berpikir bahwa suatu pekerjaan atau teknologi akan selalu berubah ke arah yang lebih baik dan efisien. Kita pun yang ingin berpikir kreatif jangan cepat merasa puas dengan hasil yang ada. Kemungkinannya adalah memperbaiki cara yang ada dengan yang lebih efisien walaupun masih memberikan hasil yang sama, tetapi cara yang efisien memberi nilai positif. Kemungkinan lain adalah cara yang efisien memberikan hasil yang lebih baik. Dua kemungki9nan yang sama-sama luar biasa! Sebaliknya, semakin cepat kita merasa puas berarti menutup diri terhadap pekerjaan lain yang dapat memperkaya perkembangan pemikiran, berarti membuka tantangan baru, tidak tertuntut untuk berpikir cerdas dan kreatif.
 
5. Malu bertanya sesat di jalan Diawali dengan sebuah pertanyaan, manusia berhasil mencapai bulan, membangkitkan listrik, menemukan obat-obatan, membuat senjata yang dahsyat, dan lain sebagainya. Proses bertanya menunjukkan pikiran kita dapat kondisi dinamis. Tanpa disadari benak kita yang dipenuhi pertanyaan adalah saat-saat pola berpikir kritis dan kreatif sedang diuji. Bertanya bukan berarti bodoh, rasa ingin tahu yang besar berarti semakin melatih pikiran untuk menjalin pola-pola masalah yang dipertanyakan menjadi suatu bentuk yang merupakan jawaban dari pertanyaan yang kita ajukan. Jadikan bertanya sebagai sarana mengembangkan daya kreativitas pikiran. Dengan bertanya, pemikiran kita akan bertemu dengan pemikiran orang lain yang dapat memperkaya cakrawala berpikir, dan dapat menghilangkan kecerobohan bahwa “pikiran kitalah yang paling benar”.

6. Jadilah pendengar yang baik Dalam menghadapi kesulitan hidup, semakin kaya seseorang, relatif lebih tenang ia dibandingkan dengan yang orang serba kekurangan. Kekayaan bukan saja ada dalam hal harta, namun kekayaan informasi bisa mengalahkan ketenangan si kaya harta. Keterbukaan dalam menerima informasi, melatih pikiran untuk merespons suatu masalah berdasarkan konsep-konsep pikiran yang kita miliki. Menjadi pendengar yang baik berarti memahami betul maksud informasi yang diterima sehingga memberi kesempatan pada pikiran kita untuk melatih mengolah informasi tersebut dan merespons sesuai dengan yang dikehendaki dunia luar.