BLOG BERBAGI - Inti dari Human Relation adalah membina hubungan lewat sebuah komunikasi persuasif secara interaktif yang menginginkan kepuasan antara kedua belah pihak. Entah itu dalam segala bidang kehidupan(Pengertian luas) atau sebatas dalam situasi kerja dan dalam organisanisasi kekaryaan (pengertian sempit).
Sementara, seperti dipaparkan dalam postingan sebelumnya (pentingnya sebuah motivasi). Motivasi adalah rangsangan untuk melakukan sesuatu.
Motivasi apabila dihubungkan dengan praktek human relation akan mengarah kepada 2 hal.
Pertama, adalah bagaimana memotivasikan dan kudua, bagaimana hingga termotivasikan.
Hal pertama lebih kepada komunikator sebagai subjek pemberi pesan, dalam hal ini kita berbicara cara, dan pilihan-pilihan hal apa yang bisa menjadi momotivasi komunikan.
Kedua, kita lebih berbicara pada tataran teoritis terjadinya motivasi dalam diri manusia.
Lalu dimana letak hubungan antara Motivasi dalam hubungannya dengan praktek Human Relation? Dengan melakukan praktek Human Relation setidaknya menginginkan kepuasan antara keua belah pihak. Untuk itu kita harus mengerti dahulu apakah yang menjadi kebutuhan komunikan yang paling mendesak pada waktu tersebut. Dengan berlandaskan Win win solution. Karena sudah jelas dalam praktek Human relation ada penekanan pada kata persuasif. Yang bisa diartikan sebagai ajakan untuk sesuatu. Ini artinya ada sesuatu yang dititipkan pada pesan yang disampaikan oleh komunikator dengan menghasilkan tujuan tertentu. Tetapi apakah mentah-mentah seorang komunikan akan merespons 100% sesuai stimulus yang diberikan. Tunggu dulu….
Disinilah letak hubungan yang paling mendasar antara Motivasi dengan praktek human relation. jadi letak motivasi disini adalah sebagai salah satu item yang dijadikan parameter untuk menghasilkan tujuan utama yakni STIMULUS = RESPONS.
Seperti pula yang dikemukakan oleh Alan H Monroe tentang “motivated sequence” atau tahap-tahap termotivasikan.
1. Attention (Perhatian) = disini kita berbicara kepada langkah apa yang diambil untuk mengarahkan kerja indra kepada sesuatu yang ingin kita sampaikan.
2. Needs (kebutuhan) = lalu bangkitkan kebutuhannya.
3. Satisfaction (Pemuasan) = berikan cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut.
4. Visualization (visualisasi) = gambarkan dalam pikirannya keuntungan dan kerugian apa yang diperoleh apabila melakukan gagasan kita.
5. Action (tindakan) = dan akhirnya doronglah untuk bertindak.
Contoh kasus; Pasangan muda duduk berdua dipantai losari. Sebut saja x untuk laki-laki dan y untuk perempuan.
Y: Coba lihat rambut kamu? (Attention/Perhatian)
X : kenapa? (sambil mengurai rambut panjangnya).
Y: kayaknya sudah kepanjangan ya? Potong saja. Memangnya tidak panas (proses meyakinkan kalau itu kebutuhannya)=(Needs)
X: Ah Masa sih yang?
Y: iya betul sudah saatnya rambut kamu dipotong. (Satisfaction = pemuasan)
X: ah aku enggak mau ah dipotong.
Y: begini, kalau rambut kamu dipotong kamu lebih terlihat bersih, gagah, dan tidak terlihat seram lagi. tetapi, kalau kamu tidak potong, besok-besok aku malu ah kalau jalan sama kamu. Nanti dikira bawa penjahat lagi.(Visualization). Ayolah cukur rambut kamu sekarang (Action = tindakan)
X: ……………………….?????
A. Maslow bahwa motivasi manusia untuk berprilaku dalam masyarakat dilihat dari Faktor Sosiopsikologis nya seperti;
1. safety needs – kebutuhan akan rasa aman.
2. belongingness and love needs – kebutuhan akan keterikatan dan cinta
3. esteem needs – kebutuhan akan penghargaan self actualization – kebutuhan untuk pemenuhan diri.