Info Terbaru

Tips Berdialog dengan Orang Lain

Blog Berbagi - Mulailah dialog dengan membaca آ“Basmalahآ” dan pasanglah niat untuk mencari kebenaran, meskipun kebenaran itu berada pada lawan dialogmu.

Engkau harus memiliki pengetahuan yang cukup (memadai) tentang tema yang akan didialogkan.

Sangat baik kalau orang yang menjadi lawan dialogmu berada dihadapanmu, bukan disampingmu. Sebab hal itu dapat membantu terwujudnya sikap saling memperhatikan antara kedua pihak.

 Pengetahuan yang engkau miliki harus valid dan memiliki referensi yang dapat dipertanggungjawabkan.

Sebaiknya jarak antara kamu dan lawan dialogmu tidak jauh (dekat). Sebab dekatnya jarak dapat memacu munculnya konsentrasi dan perhatian. Sebaliknya, apabila jarak berjauhan, maka kedua belah pihak akan terpaksa mengeraskan suara, dan ini akan mengakibatkan terputusnya dialog karena kehabisan suara.

Hendaknya engkau memposisikan diri dalam duduk maupun berdiri sederajat dengan orang yang engkau ajak berdialog. Jangan sampai engkau berdiri sementara ia duduk, atau sebaliknya, dan janganlah engkau duduk di atas kursi sementara ia duduk di lantai, atau sebaliknya. Sebab hal itu menyalahi adab (tatakrama) dialog.

Hendaklah engkau mengenali tingkat pemikiran orang yang engkau ajak berdialog, sehingga engkau dapat memilih kata-kata yang sesuai dengan kemampuan intelektualnya.

Hendaklah engkau memperhatikan dan memilih waktu serta tempat yang tepat untuk berdialog. Sebab waktu dan tempat sangat berpengaruh pada kemampuan penguasaan (pemahaman) seseorang.

Hendaklah engkau menggunakan metode ilmiah dalam berdialog. Janganlah engkau menyampaikan materi dialog berdasarkan prasangka dan praduga. Misalnya: engkau berkata, kukira seperti ini آ…. Menurut anggapan mereka seperti ini آ… dsb. Sebab yang seperti itu bukanlah dalil ilmiah yang benar bagi orang yang berdialog.

Gunakanlah analogi dan perumpamaan untuk mempermudah pemahaman terhadap materi yang engkau sampaikan. Sebab hal itu merupakan metode pendidikan yang dipergunakan oleh Al Qurآ’anul Karim dan As Sunnah An Nabawiyah yang mulia.

Berilah kesempatan kepada lawan dialogmu untuk menyampaikan pendapatnya.

Berikanlah seluruh perhatianmu kepada lawan dialogmu dan jangan sampai terganggu oleh sesuatu yang lain. Misalnya: ia berbicara kepadamu sedangkan kamu membaca kitab. Sebab hal itu dapat mengesankan engkau meremehkannya. Dengan begitu, ia tidak akan menyiapkan diri untuk mendengarkan pembicaraanmu.

Jangan mengeraskan atau melirihkan suara melebihi kebutuhan. Sebab kerasnya suara dapat mengganggu lawan dialogmu dan lirihnya suara dapat membuatnya serba salah.

Jangan keluar dari tema dialog, sebab hal itu dapat membuyarkan pemikiran dan menjauhkan tujuan dialog.

Terkadang muncul kata-kata tidak menyenangkan dari orang yang engkau ajak dialog. Janganlah memarahinya secara spontan atau melecehkan ucapannya. Akan tetapi, biarkanlah ia menyelesaikan pembicaraannya, setelah itu jelaskanlah kesalahannya dengan sopan dan penuh hormat kepadanya. Hal itu dapat lebih membuatnya mudah memperbaiki kesalahannya.

Jangan memperpanjang dialog hingga membosankan, dan jangan terlalu pendek hingga tidak sampai kepada tujuan. Sebab panjangnya dialog dapat mencairkan pokok pikiran, dan pendeknya dialog dapat menghalangi pengembangan tema dialog.

Gunakan metode-metode pendidikan yang lebih mendekatkan pada keakraban dan kecintaan dengan lawan dialog. Misalnya: senyuman, keceriaan wajah, dan perkataan berikut: آ‘jazakillah khairanآ’ آ‘Semoga Alloh membalas kebaikan padamuآ’, آ‘Sungguh aku mendapat manfaat banyak darimu,آ’ آ‘Saya memohon taufik kepada Alloh untukmu,آ’ dsb.

Bila dialog telah selesai, maka ucapkanlah salam kepada lawan dialogmu dengan tulus, sebagai bukti rasa saling mencintai yang dibangun di atas persaudaraan karena Alloh (ukhuwah fillah). Setelah itu ucapkan doa penutup majelis, yaitu: Subhanakallahumma Wa Bihamdika, Asyhadu An La Ilaha Illa Anta, Astaghfiruka Wa Atubu Ilaika

(Maha Suci Engkau Ya Alloh, dan dengan memuji-Mu, saya bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Engkau, saya memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu). (Shahilul Kalimith Thayyib, Hadits No.48)

Semoga dengan kaidah tersebut, dgn izin Alloh SWT dialog yang kamu lakukan akan berhasil dan dapat mencapai tujuan yang diinginkan yaitu pengembangan pengetahuan serta bertambahnya keakraban, kecintaan dan persaudaraan.